Minggu, 18 Mei 2008

Matematika Membeli Software





Mangga Dua memang tak pernah sepi dari para pemburu komputer dan software. Salah satu pusat penjualan komputer terbesar di Jakarta. Tidak hanya peripheral komputer saja yang ada, mulai dari notebook, perangkat networking, peralatan elektronik pun ada disana. Bahkan kini setiap toko juga menjual Software keluaran Microsoft yang asli, mulai dari Operating Sistemnya sampai MS. Office juga ada. Bahkan produk-produk antivirus dengan licensi asli pun dijual.

Maraknya kini razia terhadap software bajakan di berbagai daerah, dan tentunya saya juga mendukung kebijakan tersebut. Walau terasa sangat berat tentunya kita sendiri pun tidak mau jika karya kita dibajak oleh orang. Saya sendiri “Salut” buat Bos Micosoft atas idenya membuat System Operasi yang dipakai di seluruh dunia.

Disini saya tidak ingin membanding-bandingkan suatu sistem operasi yang ada, hanya ingin sedikit mengajak berhitung :).

Suatu ilustrasi misal si A ingin membeli PC lengkap termasuk printernya, tentu tujuan utama si A tadi pergi ke Mangga Dua karena disana memang pusatnya. Setelah sampai disana si A mulai hunting PC dengan spesifikasi yang sudah dia tentukan dan tentunya dengan harga yang paling murah. Akhirnya si A mendapatkan apa yang dia inginkan dengan harga 4 juta rupiah. Spesifikasi tersebut cukup untuk menyelesaikan pekerjaanya dan tentunya sudah lengkap dengan monitor dan printer.

Si A tadi sebetulnya sudah tahu kalau saat ini sedang ramai razia terhadap software bajakan. Makanya si A tadi membeli software asli dengan rincian sebagai berikut :

1.Sistem Operasinya : Rp. 2.100.000
2.Office Aplication : Rp. 2.400.000
3.Antivirus nya : Rp. 300.000
4.Extract file tools : Rp. 400.000

Kebetulan si A pekerjaannya hanya sebagai penulis jadi dia sudah cukup dengan software tersebut. Jika di total pengeluaran diatas mencapai Rp. 5.200.000,-

Wah ternyata harganya melebih dari harga PC yang dia beli ya :). Yang pasti gak masalah donk.. kan dia punya uang untuk membelinya.

Nah yang masalah kalau yang gak sanggup beli yang gimana nih?? masa harus membajak sih, malu donk :). Masa sih mau masuk penjara cuma karena pakai software bajakan. Semua pasti sudah tahu arah pembicaraan saya kemana. Ya.. betul sekali, kenapa gak pakai Linux.

Tentunya memang belum semua kebutuhan dapat dicover dengan Linux. Tapi setidaknya bagi pekerjaan sejenis dengan ilustrasi tadi yang hanya menggunakan Office saja tentunya tidak masalah jika dilakukan dengan Linux.

Dan tentunya dia sudah bisa berhemat banyak, bahkan dana untuk pembelian software tadi bisa dibelikan 1 unit PC baru :). Itu hanya satu orang. Bagaimana jika dalam perusahaan besar yang PC nya lebih dari 100 atau 200 PC. Berapa penghematan yang akan didapatnya. Memang tidak semudah itu, kita harus mencari SDM yang menguasai Linux, setidaknya aplikasi Office di Linux. Menurut saya itu hanya tinggal kebiasaan saja untuk menggunakan Office Linux. Toh tampilannya saat ini sudah mirip Windows untuk Officenya, yaitu dengan OpenOffice. Nah dana yang dapat di hemat tadi bisa dialihkan untuk mengembangkan SDM yang ada untuk belajar menggunakan Linux.

Dukungan support pun saat ini sudah banyak sekali untuk linux, baik yang bersifat komersil maupun gratisan dari berbagai milist dan forum. Para aktivis linux pun akan dengan senang hati membagi pengetahuannya untuk sesama pengguna. Ini yang saya rasakan dulu saat belajar menggunakan Linux.

Jadi hanya ada 2 pilihan, pertama gunakan software asli semua, atau gunakan alternatif lain yaitu Linux :)



Dony Ramansyah
site : http://dony-ramansyah.bravehost.com
blog : dony-ramansyah.blogspot.com
email : dony.ramansyah[at]gmail.com
Registered linux user : ID 400171

4 komentar:

Anonim mengatakan...

Hm.... Kalo buat Linux, itung juga dong PRODUCTIVITY LOST buat perusahaan. Berapa lama waktu yang dibutuhkan buat migrasi OpenOffice? Berapa lama waktu yang terbuang untuk file organizing di struktur directory Linux yang berantakan? Berapa lama waktu buat migrasi Windows ke Linux? Jangan cuma harga tok doang... Belon lagi masalah KOMPATIBILITAS, emangnya perusahaan ngga hubungan sama perusahaan lain? Siapa yang mau tanggung jawab kalo file yang kita kirim ke client ternyata ngga bisa dibuka oleh client? Kirim PDF? Ternyata client jelas2 di emailnya nulis "tolong sertakan dokumen dalam format MS Word..."

Gua nulis panjang2, lu2 pada (yg notabene maniak Linux) pasti ngga percaya. So, lets talk about facts. Gua selama ini liat perusahaan2 Eropa Barat (profesi gue konsultan, jadi gua banyak liat perusahaan dimana2) ngga ada satu pun yang pake Linux di desktop. Apa lu tau perusahaan sekelas PT Lumayan Gede, Tbk yang pake Linux di desktop? (Jangan perusahaan teri sekelas PT Maju Mundur). Tolong sebutin di sini. Satuuuuuuuuuuuu aja. Please. Kalo bisa sebutin, nanti akan gua cross check untuk periksa kebenarannya. Terus terang, gua ragu apakah lu bisa nyebutin satu perusahaan yang pake Linux.

Salam.

Anonim mengatakan...

bisa karena biasa.koreksi klo gw salah.

ya begitulah indonesia gak pernah mau berubah, klo dah keenakan.

Anonim mengatakan...

buat kebo :
iya, yang anda katakan ada benarnya, terutama masalah kompatibilitas.. tapi apa yang terjadi sekarang? semakin banyak yang melakukan migrasi, ini contohnya :

http://boycottnovell.com/2008/03/19/odf-germany-malaysia/

kenapa banyak juga negara-negara maju (contoh kuwait, kantor pos terbesarnya pindah ke Linux, india, 100% pemerintahannya diisi dengan openSUSE, hollywood, pake linux buat bikin film)..

dan saya rasa ini tergantung dari sudut pandang masing-masing orang :

ekonom : pasti liat harga (hukum ekonomi)

IT person : karena saya (pribadi) merasa mempunyai tanggung jawab untuk memberikan kontribusi terhadap bangsa, yang saya lakukan dengan memasyarakatkan penggunaan Software legal, dan itu bukan asal-asalan, bukan asal main, semua itu melalui pemikiran yang panjang:) karena saya pikir Linux dan FOSS lain sudah mampu menggantikan program yang dipakai masyarakat (yang sebagian besar bajakan).. sudah banyak migrasi kecil-kecilan yang saya lakukan.. dan sebuah evolusi itu butuh waktu..:)

orang biasa : masa bodoh dengan apa itu windows, linux, karena apa?? karena mereka bekerja di bidang mereka masing-masing..

coba kalo semua sekolah yang mendidik generasi penerus bangsa diisi dengan FOSS, pasti nanti terbentuk generasi baru yang sudah terbiasa dengan penggunaan FOSS.. ini cuma masalah kebiasaan dan kemauan untuk berubah..

sekian dari saya, jika kurang berkenan saya mohon maaf..:) salam..

Alwan Rosyidi mengatakan...

hahahaha
saya suka sekali dengan kebo,
bukan saya sinis, tapi "kebo" berarti "kebo". Kebo dalam dunia sinisme adalah analogi untuk menggambarkan "kebo".
Saya suka kebo, karena dengan adanya "kebo-kebo" macam "kebo" yang ini, maka dunia IT akan terus berkembang..
Buat kebo, teruslah jadi kebo, karena tanpa kebo, manusia nggak akan kelihatan jadi manusia, manusia nggak akan kelihatan pinter.. Kebo sangat berguna buat menjadikan manusia mulia.. Hidup kebo.. emoooooooooo...